会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Asuransi Tak Lagi Full Cover, Masyarakat Tanggung 10% Biaya!

Asuransi Tak Lagi Full Cover, Masyarakat Tanggung 10% Biaya

时间:2025-06-06 23:37:01 来源:quickq安卓版下载 作者:综合 阅读:220次
Warta Ekonomi,quickq官网是多少 Jakarta -

Nasabah asuransi swasta di Indonesia harus bersiap menghadapi skema co-paymentsebesar 10% atas biaya pengobatan yang mulai diatur dalam regulasi baru, yakni Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 7 Tahun 2025 yang diterbitkan pada 19 Mei 2025.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon, menyatakan bahwa kebijakan ini akan menjadi perubahan signifikan bagi mayoritas pemegang polis, terutama karena sebelumnya seluruh biaya ditanggung penuh oleh perusahaan asuransi.

Asuransi Tak Lagi Full Cover, Masyarakat Tanggung 10% Biaya

Asuransi Tak Lagi Full Cover, Masyarakat Tanggung 10% Biaya

“Saya tidak bilang bahwa co-paymenttidak memberatkan. Tapi tadi kan yang paling banyak didengar, co-paymentmemberatkan nih, dari tadinya tidak ikut nanggung klaim, sekarang jadi nanggung. Seharusnya preminya turun,” ujar Budi dalam konferensi pers AAJI, Rabu (4/6/2025).

Asuransi Tak Lagi Full Cover, Masyarakat Tanggung 10% Biaya

Baca Juga: Tantangan Asuransi Kesehatan Terjawab Lewat SEOJK 7/2025, AAJI Perkuat Sinergi dengan OJK

Asuransi Tak Lagi Full Cover, Masyarakat Tanggung 10% Biaya

Dalam skema baru ini, nasabah akan menanggung 10% dari total biaya pengobatan, dengan batas maksimum pembayaran. Untuk layanan rawat jalan, beban maksimal yang ditanggung nasabah adalah Rp300.000 per kunjungan.

“Kalau rawat jalan biayanya Rp1 juta, paling banyak bayarnya Rp300 ribu. Kalau Rp5 juta, 10% kan Rp500 ribu. Sisanya dibayar oleh perusahaan asuransi,” jelas Budi.

Ia menjelaskan, saat ini sekitar 90–99% polis asuransi kesehatan belum menerapkan skema co-payment. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi yang masif baik secara internal maupun kepada masyarakat luas.

“Kedepannya kan harus diubah. Ini kan masalah sistemnya bagaimana. Masalah sosialisasi kami di internal, masalah sosialisasi kami kepada nasabah, ini semua pekerjaan besar,” tegasnya.

Budi menilai bahwa skema co-paymentdiperlukan untuk menahan laju kenaikan premi. Tanpa skema ini, lonjakan biaya kesehatan akan membuat premi terus naik dan menjadi beban tambahan yang tidak terjangkau oleh banyak pihak.

“Kalau biaya kesehatan mahal dan orang tidak punya proteksi, terpaksa makan tabungan. Rencana untuk menyekolahkan anak lebih jauh bisa terdampak. Lalu Indonesia Emas-nya bisa terdampak,” ujarnya.

Baca Juga: Asuransi Kesehatan Sekarat karena Inflasi Medis? Begini Respon AAJI Atas SEOJK 7/2025

Meski ada potensi keberatan dari masyarakat, Budi mengajak publik untuk memahami konteks lebih luas dari kebijakan ini, termasuk risiko jangka panjang jika premi terus naik tanpa pengendalian klaim.

“Kalau kita percaya bahwa apa yang terjadi belakangan ini memberatkan masyarakat, klaim naik. Klaim naik itu pasti memberatkan kami. Tapi at the end of the day, akan memberatkan masyarakat ketika harus membayar klaim ini,” katanya.

Ia berharap kebijakan ini dapat membuat premi asuransi lebih stabil dan tidak meningkat tajam pada saat perpanjangan polis.

“Dan hopefullyyang kedua, premi saat renewal-nya, juga kenaikannya bisa tidak setinggi yang saat ini,” tambahnya.

(责任编辑:热点)

相关内容
  • VIDEO: Ratusan Warga Kuba 'Unjuk Gigi' Kompak Menari Salsa
  • FOTO: Melihat Satu
  • Polri Gelar Apel Konsolidasi Operasi Ramadniya 2017
  • Kenang Renville Antonio, Ini Pernyataan Resmi Demokrat atas Meninggalnya Bendahara Umum Partai
  • NYALANG: Jejak Tawa di Antara Kabut Pagi
  • Disetrum hingga Dipukuli, Investor Bitcoin Menjadi Korban Penculikan di AS
  • Keren! Prabowo Rela Hujan
  • Hari Anak Sedunia 2024, Lebih Mendengar Harapan Anak untuk Masa Depan
推荐内容
  • Tips Berbuka Puasa untuk Pasien Jantung, Bisa Langsung Makan Besar
  • FOTO: Pesona Teh Putih Bisa Jadi Ikon Teh Indonesia
  • DPR Bentuk Pansus KPK, ICW: Itu Melawan Kehendak Rakyat
  • Prabowo Rasakan Aura Kesejukan di Harlah ke
  • Menko Airlangga Sebut Rasio Utang Indonesia Masih Aman
  • Gubernur DKI Ajak Warga Merawat Ibu Kota