会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Studi Temukan 34 Persen Remaja Jakarta Punya Gejala Masalah Mental!

Studi Temukan 34 Persen Remaja Jakarta Punya Gejala Masalah Mental

时间:2025-05-31 00:24:23 来源:quickq安卓版下载 作者:焦点 阅读:667次
Jakarta,quickq充值不了的原因是 CNN Indonesia--

Studi teranyar mengungkapkan fakta mengejutkan tentang kondisi kesehatan mentalremaja di Jakarta.

Studi Temukan 34 Persen Remaja Jakarta Punya Gejala Masalah Mental

Data menunjukkan, 34 persen siswaSMA di Jakarta memiliki gejala gangguan mental. Sebanyak 30 persen di antaranya ditemukan memiliki gejala sering marah dan cenderung agresif.

Studi tersebut dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI). Studi melibatkan 741 pelajar dan 97 guru di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Tak Main-main, Separah Ini Bahaya Jika Stres Dibiarkan Tak Mereda
  • Benarkah Hujan Bikin Mood Turun?
  • Mau Awet Muda? Rutin Lakukan Olahraga Sederhana Ini

Masalah-masalah ini umumnya disebabkan oleh konflik dengan teman sebaya (26 persen), telah memiliki gangguan emosional seperti kekhawatiran berlebih (23 persen), dan hiperaktif yang mengganggu konsentrasi (29 persen).

Angka prevalensi ini, lanjut Ray, jauh melampaui ekspektasi berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Diperlukan analisis lebih mendalam untuk menemukan faktor-faktor yang berkontribusi.

Pemilihan kota Jakarta sendiri dianggap sebagai daerah yang pas. Pasalnya, Jakarta dianggap memiliki karakteristik beragam sehingga mampu mewakili remaja di seluruh Indonesia.

"Review ini dilakukan dengan standar kaidah ilmiah. Kita pakai sampling 3 sekolah. Ada Jakarta Selatan, Utara, dan Timur. Tiga ini mewakili kondisi remaja yang ada di Jakarta," lanjut Ray.

ilustrasi ibu marah-marahIlustrasi. Sejumlah remaja SMA di Jakarta ditemukan memiliki kecenderungan agresif. (iStockphoto)

Sayangnya, meski masalah mental jadi 'hantu' yang harus dihadapi remaja, masih sedikit dari mereka yang mendatangi ruang bimbingan konseling untuk curhat. Sekitar 67 persen responden remaja mengaku enggan mengunjungi ruang BK untuk berkonsultasi.

Alih-alih mengunjungi ruang BK, teman sebaya masih jadi pilihan utama dalam mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Sebanyak 55 persen remaja mengaku sering curhat ke teman sebaya dan hanya 8 persen yang mau terbuka ke guru di sekolah.

Masih ada temuan positif

Namun demikian, studi ini masih menyisipkan fakta melegakan. Sebanyak 86 persen remaja punya kemampuan interaksi yang positif.

"Mereka masih bisa bersosialisasi dengan baik ya, seperti menghormati yang lebih tua. Jadi masih ada sedikit harapan," ujar Ray.

Hal tersebut, menurut Ray, harus diasah karena kemampuan bersosialisasi ini mudah hilang dan tergerus.

"Jadi diasah, jangan sampai tergerus. Masih ada 20 tahun lagi ya [menuju Indonesia emas 2045]. Anak sudah punya basic emosionalharus dilatih terus," pungkas Ray.

(pli/asr)

(责任编辑:探索)

相关内容
  • Potensi Kerja sama Indonesia
  • 香港大学建筑学硕士申请条件是什么?
  • 服装设计作品集怎么做才能顺利拿offer?
  • Tanggapan Polisi soal Bos Judi Terbesar, Omzet Per Harinya Bikin Geleng
  • Kemenhub Cetak Instruktur Penerbangan Kelas Dunia Lewat Diklat GSI
  • 2025伦敦国王学院留学费用
  • Vaksin Covid
  • 北卡大学 x 美行思远
推荐内容
  • Megawati Diusulkan Maju Nyapres Lagi
  • Lengkap, Daftar Hari Libur dan Cuti Bersama 2024, Ada 27 Hari
  • Sindir Gimmick Gemoy, PKS Dinilai Tidak Ada Kerjaan Oleh Tim Fanta TKN Prabowo
  • 超硬核,全球顶尖院校双学位交互设计硕士项目含金量爆炸!
  • Resep Chicken Katsu yang Super Crunchy dan Gurih
  • 韩国首尔艺术大学排名怎么样?