Gus Yahya Tanggapi Putusan MK, Dorong Pengawasan Pemilu Atas Lonjakan Capres dan Parpol Baru
JAKARTA,quickqios官网 DISWAY.ID- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, atau yang akrab disapa Gus Yahya menanggapi Putusan 20 Mahkamah Konstitusi yang menghapus ambang batas atau presidential threshold Pemilu.
Gus Yahya menyarankan agar lembaga tinggi negara yang berhubungan dengan pemilu mempertimbangkan lonjakan jumlah calon presiden dan wakil presiden.
BACA JUGA:Kebijakan PPN 12 Persen, Begini Kata Bos Bakmi Naga Resto
BACA JUGA:Prabowo Gratiskan Cek Kesehatan Buat Warga yang Ulang Tahun, Cek Daftar Penyakitnya!
Yahya Staquf juga menyebut agar lembaga terkait mengantisipasi potensi munculnya partai-partai politik baru yang hanya sekadar menjadi kendaraan politik.
Gus Yahya menegaskan pentingnya mengantisipasi hal ini, mengingat dampaknya terhadap kelancaran pemilu.
"Jangan sampai orang hanya bikin partai politik hanya sekadar untuk nyalon nantikan kasihan KPU-nya, kasihan yang nyoblos juga kalau calonnya kebanyakan" kata Gus Yahya kepada wartawan di kantor PBNU Jakarta, Jumat 3 Januari 2025.
Meskipun banyak kader-kader NU yang terlibat dalam berbagai partai politik, Gus Yahya menegaskan bahwa urusan mengenai ambang batas (threshold) adalah domain lembaga-lembaga yang berhubungan langsung dengan perpolitikan, termasuk partai-partai politik itu sendiri.
BACA JUGA:Golkar Akui Terkejut MK Hapus Presidential Threshold: Padahal Sebelumnya Selalu Menolak
Menurutnya, demokrasi di Indonesia harus dihargai melalui konstruksi yang dibangun oleh partai-partai politik.
"Buat kami, kami tidak menganggap ini sebagai domain dari NU, karena demokrasi itu tiangnya atau fondasinya adalah partai-partai politik," jelasnya.
"Jadi ini domain partai politik, demokrasi kita, demokrasi melalui partai-partai politik," sambungnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan bahwa posisi NU dan warganya adalah sebagai pencoblos dalam pemilu.
BACA JUGA:Hormati Putusan MK Hapus Presidential Treshold, Demokrat: Bentuk Kontribusi Meningkatkan Kualitas Demokrasi
- 1
- 2
- »
(责任编辑:娱乐)
- Dulu Boleh Merokok di Pesawat, Sejak Kapan Dilarang?
- 7 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Bersamaan dengan Telur
- Prabowo Tegaskan Semua Subsidi
- FOTO: Arab Saudi Kini Punya Pop
- Pabrikan Otomotif Eropa Satu per Satu Berguguran
- FOTO: Arab Saudi Kini Punya Pop
- 2025全球平面设计大学排名汇总!
- BYD Indonesia Bantah Sudah Buka Waktu Pemesanan BYD Seagull
- Trump Siap Bertindak Sepihak Jika Tak Sepakat dengan Uni Eropa
- PKS Puji Pidato Perdana Prabowo Sebagai Presiden, Nilainya 99 Persen, Benar
- 2025年全球大学城市规划排名
- 2025年日本动漫大学排名
- Harga Beras di Sejumlah Daerah Naik, Ini Langkah Bapanas
- BEI Buka Suara Soal Nasib Pemegang Saham Publik Rp1,19 Triliun, Tanpa Harapan!
- 5 Tanda Supermarket yang Kamu Datangi Tidak Sehat
- 2025韩国传媒专业大学排名
- Terpangkas Rp13 Ribu, Harga Emas Antam Jelang Akhir Pekan Ini Dipatok Rp1.910.000 per Gram
- Saham Emiten Pengembang Properti BBSS Lepas dari Suspensi, Begini Performanya
- FOTO: Menengok Lahan Pertanian di Bawah Depo LRT Jakarta
- BEI Buka Suara Soal Nasib Pemegang Saham Publik Rp1,19 Triliun, Tanpa Harapan!