时间:2025-06-07 10:59:25 来源:网络整理 编辑:探索
Jakarta, CNN Indonesia-- Maraton kini menjadi salah satu jenis olahraga lari yang digemari banyak or quickq充值多少
Maraton kini menjadi salah satu jenis olahraga lari yang digemari banyak orang. Baik pelari pemula maupun profesional merasa tertantang dengan jarak yang cukup jauh, di mana olahraga ini menuntut ketahanan tubuh dan teknik berlari yang tepat.
Salah satu kompetisi lari terbesar yang baru saja digelar adalah Pocari Sweat Run Indonesia 2024 pada 20-21 Juli di Kota Bandung, Jawa Barat. Ada kebanggaan tersendiri bagi para pelari yang berhasil menuntaskan lintasan dengan gemilang dan mencapai garis finish. Namun, tak sedikit dari mereka yang mengalami cedera pasca-maraton karena mempertahankan kecepatan dalam jarak jauh.
Menurut Dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K), Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga dari Mayapada Hospital Bandung, pasca-maraton, tubuh akan mengalami kelelahan yang luar biasa akibat energi yang terpakai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, jika pelari merasakan sakit di sekitar lutut depan setelah lari, itu bisa jadi Runner's Knee atau Patello-Femoral Pain Syndrome. Cedera ini mirip dengan Jumper's Knee atau Patellar Tendinopathy, namun mekanismenya berbeda.
"Lokasi nyeri pada Jumper's Knee lebih terpusat persis di bawah lutut, akibat peradangan pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut dengan tulang kering," tuturnya.
Dia menambahkan, jika pelari mengalami nyeri di sisi luar lutut kemungkinan disebabkan Illio-Tibial Band Syndrome, akibat peradangan pada ilio-tibial band yang membentang dari pinggul ke lutut. Cedera lainnya, yakni Plantar Fascitis, sebuah peradangan pada plantar fascia di bawah kaki, menyebabkan rasa sakit tajam di tumit, terutama di pagi hari.
Selain itu, ada satu cedera yang menurut dr. Alvin tidak langsung menimbulkan gejala, yaitu Meniscus Injury. Menurutnya, meniscus adalah jaringan yang berada di rongga sendi lutut dan berfungsi sebagai bantalan ketika menghentakkan kaki saat berlari.
"Kalau otot tungkai mengalami kelemahan, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada bantalan meniscus akibat beban yang berlebihan," jelas dr. Alvin.
Bagi pelari yang mengalami salah satu jenis cedera tersebut usai mengikuti maraton, maka jangan panik. Sebab cedera ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk kompetisi berikutnya.
Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) dari Mayapada Hospital Surabaya, Dr. Reyner Valiant Tumbelaka, M.Ked.Klin, Sp.OT menjelaskan, ada penanganan terbaik jika pelari mengalami salah satu jenis cedera tersebut.
"Penanganan awal bisa dengan metode RICE, yakni Rest, Ice, Compress, dan Elevate. Metode ini efektif untuk cedera ringan dan sebaiknya dilakukan segera setelah cedera selama 24-36 jam pertama," jelasnya.
Meski begitu pelari tetap harus waspada, terutama ketika cedera semakin parah dan tidak membaik dengan RICE, maka segera konsultasikan ke dokter. Salah satu tantanya seperti bengkak dan rasa nyeri bertambah parah, adanya benjolan atau perubahan bentuk, terdengar bunyi saat sendi digerakkan, ketidakmampuan melakukan aktivitas yang menopang badan, kehilangan keseimbangan, kesulitan bernafas, dan demam.
Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olaharaga Mayapada Hospital Tangerang, Dr. Petrasama, Sp.OT (K) menjelaskan, "penanganan non-operatif untuk cedera pasca-maraton meliputi obat-obatan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan, imobilisasi untuk mencegah kerusakan lebih parah, dan modalitas fisioterapi seperti sport massage, stimulasi listrik, ultrasound, shockwave, laser, serta latihan penguatan otot.
"Hal ini dilakukan secara komprehensif untuk mempercepat pemulihan pasca cedera, serta mengembalikan fungsi sampai siap berolahraga dan beraktivitas kembali," jelas Dr. Petrasama.
Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT (K) menambahkan, pada penanganan cedera yang lebih lanjut, dapat dilakukan tindakan artroskopi yaitu tindakan operasi sendi dengan teknik minimal invasif untuk diagnosis sekaligus penanganan masalah di dalam sendi.
"Keunggulan teknik ini adalah sayatan minimal sehingga nyeri dan risiko infeksi lebih kecil dan pemulihan berlangsung cepat," ujarnya.
Karena itu, jika mengalami cedera setelah berlari atau olahraga pada umumnya, segera berkonsultasi di layanan kesehatan terbaik agar pemulihan berlangsung cepat. Dr. Alvin, Dr. Petra, Dr. Reyner, dan Dr. Sapto merupakan dokter spesialis ortopedi berpengalaman yang dapat membantu runner dalam pemulihan cedera.
Keempat dokter tersebut dapat ditemui di layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital. Layanan SITPEC ini dikhususkan bagi para atlet atau pecinta olahraga pada umumnya untuk mendapatkan penanganan cedera, perawatan pasca cedera, termasuk program peningkatan performa olahraga.
Dalam ajang Pocari Sweat Run Indonesia 2024, Mayapada Hospital menjadi Official Hospital Partner yang berperan mewujudkan #saferunning. Sebagai partner kesehatan resmi, Mayapada Hospital menghadirkan asesmen kesehatan mandiri untuk mencegah cedera.
Di tahun ke-2 sebagai partner kesehatan resmi di ajang lari marathon ini, Mayapada Hospital berinovasi meningkatkan layanan kesehatan untuk runner. Salah satunya dengan menghadirkan asesmen kesehatan mandiri (self health assessment) yang perlu diisi runner sebelum kompetisi lari dimulai. Hal ini bertujuan untuk melakukan pencegahan cedera dan kasus kegawadaruratan yang dapat dialami saat acara berlangsung.
Mayapada Hospital juga telah hadir memberikan pendampingan medis secara menyeluruh untuk memastikan kesehatan dan keselamatan kepada lebih dari 13.000 runner yang ada di kota Bandung. Mayapada Hospital menyediakan dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan fisioterapis yang bersinergi untuk menangani pelari saat cedera, menyediakan ambulans yang siaga dan mengawal berjalannya acara, serta menyediakan alat kesehatan lengkap untuk mini ICU.
Selain itu, Mayapada Hospital juga memberikan promo Medical Check Up (MCU) Runner yang dapat digunakan setelah event Pocari Sweat Run Indonesia, agar para pelari dapat melakukan pemulihan pasca-maraton maupun untuk meningkatkan performa lari di acara selanjutnya yang akan mereka ikuti.
(ory/ory)Bawaslu Temukan Puluhan Ribu Aparat Masuk Daftar Pemilih, Polri: Bakal Disanksi2025-06-07 10:39
Catat! Ini Alasan Kenapa Semua Pekerja Wajib Ikuti Program Tapera2025-06-07 10:18
Cucu Pendiri Hermes Beri Warisan Rp170 Triliun ke Tukang Kebun2025-06-07 10:00
Dua Artis Beken Terlibat Prostitusi, Mucikari Pun Tertangkap2025-06-07 09:56
Kasus Kemnakertrans, KPK Gali Peran Anggota DPR2025-06-07 09:47
Tina Toon: Air Oh Air, Jakarta Oh Jakarta!2025-06-07 09:36
Cara Bikin Paspor Sehari Langsung Jadi di Imigrasi2025-06-07 09:20
Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi2025-06-07 09:16
5 Bahan Dapur Pengusir Cicak, Murah dan Ampuh2025-06-07 08:30
SIM C1 Resmi Diberlakukan, Ini Syarat dan Spesifikasinya2025-06-07 08:16
Bagaimana Hukum Keluar Flek Cokelat saat Puasa?2025-06-07 10:44
Mensesneg Buka Suara soal Isu Reshuffle Kabinet2025-06-07 10:28
Hari Kebangkitan Nasional, Jokowi: Mari Bangkitkan Semangat Nasionalisme2025-06-07 09:53
Selamatkan Hewan Agar Tak Masuk Jalan Tol, Waskita Karya Bangun Jembatan Satwa di IKN2025-06-07 09:23
Yayasan Mochammad Thohir Tebar 18 Hewan Kurban2025-06-07 09:19
Wujudkan Air Bersih dan Sanitasi Layak Warga Cimenyan via Berbuatbaik2025-06-07 08:53
Perjalanan Berdiri dan Tumbangnya Jamu Nyonya Meneer hingga Peluang untuk Kembali2025-06-07 08:49
Rumah Dubes yang Mewah Kena Banjir2025-06-07 08:45
Rawan Penumpukan, Jokowi Minta Pemudik Memundurkan Jadwal Baliknya2025-06-07 08:41
Pakar Penerbangan Ungkap Kursi Mana yang Paling Aman di Pesawat2025-06-07 08:27