时间:2025-06-05 12:22:58 来源:网络整理 编辑:探索
Warta Ekonomi - Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. R quickq加速器在哪下
Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. Rata-rata warga ibu kota yang terpapar virus corona sebanyak 1.147 orang per hari. Padahal,quickq加速器在哪下 kebijakan itu sudah berjalan hampir satu bulan.
Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menilai penyebab belum maksimalnya PSBB di Ibu Kota karena pemerintah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tak bersinergi.
"Seharusnya seluruh kepala daerah di kawasan Jabodetabek menyinergikan kebijakan penanganan Covid-19. Misalnya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jabodetabek," saran Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini.
Baca Juga: Demo Omnibus Law Tumpah di Jakarta, PSBB Ketat Anies Bakal Berakhir Sia-sia
Pandu menuturkan, pengetatan PSBB di Jakarta semestinya dijadikan alarm daerah penyangga ibu kota untuk juga ikut memperketat kebijakan. Diingatkannya, kasus di wilayah penyangga berpotensi meningkat jika tidak melakukan pembatasan ketat seperti di Jakarta.
"Sebenarnya dengan PSBB, penularan kasus tidak meninggi. Memang belum bisa menurun, tapi penularannya melambat. Tapi akan sulit menekan penularan virus kalau antar-daerah tidak sinergi," paparnya.
Hal sama disampaikan Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Abdul Aziz. Dia menilai pengetatan PSBB dilakukan Jakarta kurang efektif. Pasalnya, tidak didukung daerah penyangga seperti Bodetabek.
"Daerah sekeliling Jakarta mempunyai kebijakan berbeda. Sehingga, banyak orang Jakarta yang pergi ke daerah-daerah penyangga untuk berkumpul sambil makan-makan. Pergerakan orang keluar masuk tak terkontrol," kata Aziz, dalam keterangannya.
Dia mendesak, pemerintah pusat turun tangan membuat satu regulasi penanganan Covid- 19 antara Jakarta dengan wilayah penyangga.
"Harus satu komando kebijakannya. Kalau enggak, susah dikendalikan penularan virus ini," sebutnya.
Seperti diketahui, pengetatan PSBB di Jakarta diberlakukan sejak 14 September lalu. Awalnya hanya dua minggu. Tetapi diperpanjang dua minggu, hingga 11 Oktober 2020. Perpanjangan dilakukan karena penularan Corona masih tinggi.
Halaman BerikutnyaHalaman:
KPK Bakal Panggil Hasto Kristiyanto Terkait Kasus Harun Masiku Senin Depan2025-06-05 12:11
Denda Hasil Putusan Perkara KPPU per 5 Desember 2023 Capai Rp58,007 M2025-06-05 11:34
Jumlah Kunjungan Turis Asing ke RI Masih di Bawah Sebelum Pandemi2025-06-05 11:28
NYALANG: Jejak Pesta dan Tawa Dunia2025-06-05 11:23
Wapres Ma'ruf Amin Sebut Tapera Program Gotong2025-06-05 11:19
Airlangga Hartarto Ungkap Ridwan Kamil Sudah OTW Menuju Pilkada DKI2025-06-05 10:50
Respons Khofifah saat Dilaporkan ke KPK: Saya Juga Baru Dengar2025-06-05 10:49
Bursa Eropa Menguat, Investor Soroti Ancaman Sanksi Trump ke Putin2025-06-05 10:39
KPK Temukan Dugaan Praktik Suap di Kota Sorong, Nilainya Mencapai Rp130 Juta Tiap Bulan2025-06-05 10:34
Mengenal Sungai Seine Paris, Tempat Pembukaan Olimpiade 20242025-06-05 09:43
Dubes AS Puji Indonesia, Nadiem Makarim Dukung Kampus Jalin Kerjasama Pendidikan2025-06-05 12:06
Polri Sudah Periksa 16 Saksi Pelapor Ahok2025-06-05 11:51
Staf Sekjen PDIP Bantah Kenal Harun Masiku2025-06-05 11:38
英国2025景观设计专业排名介绍2025-06-05 11:23
7 Link Try Out Gratis Tes SKD CPNS 2024, Bahan Belajar untuk Peserta!2025-06-05 11:10
Studi Temukan Gen X dan Milenial Lebih Rentan Kena Kanker, Kok Bisa?2025-06-05 10:52
Ingin Awet Muda? Konsumsi 5 Makanan Sumber Kolagen Terbesar Ini2025-06-05 10:45
Alasan Monas Selama Ini Tak Dibuka Sampai Malam2025-06-05 10:37
5 Minuman Ini Bantu Bakar Lemak Jika Diminum Sebelum Tidur2025-06-05 10:36
Panduan untuk Turis Liburan ke Paris Saat Olimpiade 20242025-06-05 09:52